Translate

Kamis, 22 November 2012

cerita z

Percakapan malam

persetubuhan malamku terkoyak-kan sebuah impian
yang entah sampai kapan ‘kan berlanjut
dalam hati ‘ku-menghitung nafas satu-satu
hingga pancaran nur pertama menghiasi tubuh
dan membuat jiwaku tenggelam
dalam kenyataan-impian yang memperlihatkan
percakapan antara dedaun dan rerumputan
antara angin malam yang membelai hangat
dalam kecupan sinar ke-emasan rembulan
dan semuanya berlangsung dalam satu waktu
dimana kita sadar dan tidak – pun menjalaninya


Percakapan malam II

dik….
tidakkah kau nikmati suasana malam ini
begitu indah; langit cerah tak ada mendung
tak ada awan
pandangilah sekeliling; tebarkanlah
akan kau lihat bulan bersinar;
nikmatilah semburat cahayanya
perhatikanlah bayang-bayang yang tercipta
dari pantulannya
tidakkah kau rasakan kenikmatan ini?
ayo, …..buatlah dada lapang
buatlah hatimu senang
dan biarkan suasana hatimu tenang sejenak
peganglah tanganku, hangatkanlah
ya…. begitu lebih baik











Sang Penyeru

tatkala sang Jibril menyeru:
‘pabila angin telah menyebut sebuah nama
maka sari-pun terurai genggam perlahan
dalam dekapan si-putik
hingga kuncup-kuncup Jayakusuma mengembang
dalam tatap nanar ribuan pasang mata
dan kumbang-pun segera terbang
menemu inangnya
maka kujawab:

‘’Salam’’





Prolog

selamanya kau akan melihat
air itu tetap air
karena kau tidak pernah memahaminya
dan selama itu pula ka tak’kan pernah
sampai kepada-Nya
jika dirimu hanyalah raga





Prolog II

entah seberapa juta aku terlempar
di dimensi nurani
hitam…..hitam
mengadili sendiri
merasa bersalah
terpaksa mencari hakim sendiri
di antara aku dan aku yang salah
tapi tak ada


Latamaosandi

kuncup-kuncup Latamaosandi yang mengembang
dalam keremangan cahaya
hadirmu telah kunantikan dengan seribu satu asa
dan kau mungkin lupa, kawan
bahwa Hanoman begitu setia mencari-mu
ke bukit kiskenda; hanya untuk sebuah nama
yang khusyuk tenggelam dalam kebersahajaan-mu



Hidup

biarkanlah hidup ini mengalir seperti adanya
janganlah kau rusak; jangan
saksikan dan teliti
bagaimana hidup telah memberikan
berbagai macam pelajaran
tentang burung yang terbang rendah
dan terkadang terbang tinggi
tentang bunga-bunga
tentang matahari
tentang kita
tentang semuanya
maka biarkanlah hidup ini terus mengalir
seperti apa adanya



Kumbakarna

kau mungkin tak ‘kan pernah tahu
bahwa aku berlari melebihi suara,
cahaya dan bahkan diriku sendiri

kau mungkin tak ‘kan pernah mengerti
bahwa ada teritorial dimana logika-pun
harus menghaturkan ijin padanya

namun; kulihat ribuan laskar monyet
berhamburan ‘tuk dapatkan lady shinta kembali
dan kini kuharus berjibaku
karena nurani menuntun logika
Rahwana

mungkin aku bukanlah seorang rama
yang akan menitikkan air mata
dan meminta belas-kasihan para dewata
ketika shinta jatuh dalam dekapan
arjuna bertaring drakula

mungkin aku adalah seorang rahwana
yang akan melakukan apa-pun jua
‘tuk dapatkan cinta sang lady shinta
karena rahwana banyak bulu-Nya




Kejujuran Dasamuka

aku bukanlah seorang rama
yang mampu berikan shinta
kidang kencana

aku adalah rahwana
yang mampu kembalikan shinta
tanpa luka di sekujur tubuhnya

mungkin cinta adalah sebilah belati
yang tertancap erat di ulu hati




Intro

dik…
pernahkah bumi menolak cahaya matahari
bukankah malam dan hujan akan segera berlalu
bahkan gerhana-pun berganti siluet-siluet keemasan
yang bertebaran di sela mega-mega
jadi, pernahkah bumi menolak cahaya matahari?!



Intro II

kupikir semua itu hanyalah mimpi
tanpa bingkai yang berujung
hingga dalam gelap-pun
terasa pengap menghampa
dan mencuatlah sebuah doa
……amien……



intro III

kumbang itu tlah menunggu di sana
bercerita tentang kisah penghuni rumah kayu
yang dihiasi dengan canda
dan rimbun kasih; namun adakah hadirku
masih berarti tatkala dirimu meraih
semua asa yang kau cita




salam kepada bunga

sampaikan salamku kepada bunga-bunga di taman itu
sebab kepada merekalah aku pernah tersenyum

sampaikan salamku kepada bunga-bunga di taman itu
sebab ‘pabila mereka merekah. . . .kulihat begitu indah

sampaikan salamku kepada bunga-bunga di taman itu
sebab ‘pabila patah skuntum tangkainya
terasa begitu menusuk sukma


riwayat skuntum bunga

cobalah kau lihat riwayat skuntum bunga di pagi hari
dimana; angin sejuk menerpa setiap lekuk tubuhnya
dimana; embun pagi jatuh perlahan dalam dekapan bunda
dan kuntum bunga itu-pun merekah perlahan
dengan begitu indahnya; dan tanpa satu keluhan
Interlude 1

dua kuncup kembang mekar
serbuk sari terombang-ambing angin
mengapung diam; bisu
akhirnya luruh dan pasrah dalam bimbang
bersama debu




Interlude 2

diantara kepasrahan
dan hidupku  yang hanya sesaat ini
masih sanggupkah aku meraih setetes
kebahagiaan bersama orang
yang aku cintai ………




Interlude 3

pada mulanya aku benci dengan kebisuan
namun entah mengapa justru di tengah-tengah
kebisuan dan kesunyian yang panjang
aku mulai merasakan kenikmatan-kenikmatan
dan ternyata dalam diam-pun
embun pagi telah mengajariku
‘tuk berlaku sabar
maka; aku atas nama hati dan ibunda
menyapa nuranimu ……
Selamat Pagi –









Interlude 4

terkadang hidup ini membuatku benar-benar
terbuai dalam dunia imajiner
yang tek pernah ada putusnya
semuanya kulihat kembali pada samudra
yang selalu menggulungkan ombaknya menuju pantai
perlahan kucoba memapaki lentera yang redup
namun; dalam hatiku terpercik sebuah asa
bahwa aku bisa menemukan kembali
titik ambang cakrawala realitas






Interlude 5

jika kau mencintai sesuatu
ambil-lah jarak
niscaya kau akan dapat merasakan
betapa manisnya cinta
sebab kumbang-pun tergetar
menahan malu




Aku ingin

aku ingin hidup
dalam cahaya cinta dan keagungan Tuhan
karna keduanya merupakan pengejawantahan
hidup dan keindahan

aku takkan mungkin sanggup
hidup tanpa cinta dan Tuhan
karna dengan wahyu yang terpancar
aku dapat menyatukan jiwa
dalam cinta di atas kalimat Tuhan


Ketika kupejamkan mata

istriku. . . . .
lembar demi lembar perjalanan hidup
tlah kita lalui bersama;
terkadang ada hal-hal yang menggembirakan
namun terkadang ada juga yang kurang
ibarat roda, perjalanan ini-pun telah
menggerakkan ruji-ruji episodenya
istriku. . . . .
tahukah engkau betapa sangat mencinta-nya aku;
betapa sangat merindu dan menyayang-nya aku
dalam setiap gerak-langkah sang waktu
aku tak peduli; walaupun sang mentari
tak menyertaiku dan rembulan enggan
menemaniku. Aku tetap mencintaimu
karena itulah aku tetap akan mendoakan keselamatan
dan kebahagiaanmu
bahkan sampai saat-saat terakhir dimana kupejamkan
mata
 . . . . . . .Selamat Malam Istriku . . . . . .





Sang Pecinta

setiap belai lembut dan kecup manis
kasih adalah ungkapan jiwa
yang mendamba cinta

dimana jiwa-cinta bertahta
di situlah semesta agung tercipta
dalam kata, gerak dan pesona
sang pecinta

terkadang kita lupa
bahwa tanpa cinta hidup hanyalah
skumpulan hampa raga tanpa daya
namun; cinta tanpa hidup
hanyalah skumpulan skenario
tanpa nyawa
Embun

titik embun jatuh dalam dekapan
fajar; tatkala smua masih terlena
lihatlah, bagaimana rerumputan yang senantiasa
menyambut-genggam panggilan- nya
dalam cinta dan kerinduan; dalam cita dan asa
yang menjingga
bagi kami; embun adalah anugerah
yang menjadikan kami tabah menjalani hari
bagi kami; embun adalah pesona
dalam cinta yang mendamba
embun; telah membuat kami tabah
embun juga yang telah mengajari kami
tentang arti kesetiaan cinta



Orchestra

dengarlah suara jangkrik yang bernyanyi
riang di padang rumput sana
dengarlah suara katak yang bergembira
senantiasa sambil berjingkrak menanti datangnya
curahan hujan yang menyirami dan mendinginkan
bumi dari panasnya sengatan dan pancaran
sang mentari . . . .
smua menjalaninya dalam irama orchestra
sandiwara kecil kehidupan dunia



Memo: . . . . .
                           Buat: istri dan mantan kekasihku


engkaulah getar pertama yang
menuntunku mengenal hidup
engkaulah tetes embun yang
menyejukkan langkahku

aku mencintaimu dan
akan selalu begitu
entah mengapa???!

Memo II

tatkala nutfah pertama terpancar
ke alam raya; bukan berarti
sukma sedia menuju fana
bukan berarti jiwa melambung
dalam peluk-genggam gemerlap
raga; sebab jika dikau
terlena; seribu duka dan pesona
terangkai dalam satu rajutan mozaik
cinta akan dunia




Nasihat buat Istriku

kematian adalah pintu bagi smua yang bernama
kehidupan; mati adalah akhir bagi yang hidup
tetapi bukan akhir dari skenario besar
mati juga merupakan awal bagi kehidupan
kekal; dimana pun jua kita mencoba
‘tuk menghindar ajal pasti mejemput-gilir
sesuai ketetapan-Nya
kesehatan yang baik bukan jaminan bahwa ajal
tidak akan menjemputmu
karena ketika Ia datang; maka tak ‘kan dapat diundur-majukan
walau hanya dalam tempo sekejapan
ingatlah akan Ia selalu
karena dengan begitu; engkau tak ‘kan terlena
manis-rayu bujuk madu dunia
ingatlah selalu; maka engkau akan berupaya
hidupmu lebih bermakna
ingatlah; Ia pasti menyambangimu
kapan dan dimana pun engkau berada
gelak tawa dan canda ria terkadang
melenakan kita akan-Nya
gemerlap dan gemregahnya dunia membuat
kita terpedaya, hingga saatnya tiba. . . . . .
kita hanya menyisakan kecewa yang teramat nyata



Tetirah

di saat bayang-bayang mencapai
ujungnya; perlahan ia
menghilang kerna ditelan
panjangnya.
itulah pertanda bahwa bulan
siap dengan masa-nya
yang sampurna
memancarkan pantulan cahya
sang surya dengan anggun-nya
menyajikan suasana khidmat
penuh makna; menampilkan
pesona-cinta Yang Maha
Sempurna; dalam satu alunan
irama debur ombak di samudra
yang mengiringi segenap makhluk
‘tuk tetirah bermunajat pada
Sang Pencipta



Jika

jika tiba saat mencinta
maka; segeralah engkau menyapa:
wahai Kama pinjamkanlah daku
sebusur panah yang bermakna
agar dapat kunikmati indahnya
hidup yang penuh dengan gelora
sehingga Ratih-pun menyambutnya
dengan segenap rasa
lalu, berteriaklah mereka berdua:
biarkan kami bercinta –
sebab dengan-nya kami bisa memaknai
hidup yang sampurna dalam satu
dekapan rasa asmara Ratih dan Kama







Galau

Wulan, . . . . . .
mengapakah dikau terdiam dan tenggelam
dalam gelombang kebisuan? bukankah
selama ini dikau selalu tersenyum
walau dalam kepucatan; dalam keterasingan
hadirmu selalu didamba setiap
insan di jagad raya
senyummu
selalu di tunggu semua
jiwa yang merindu
Wulan; kembalilah
seperti hari-hari dimana kita bisa bersuka






Asa Ismani

rembulan dinihari terkapar
di sudut malam menjelang
ismani yang menyeruak

desahan berat nafas
yang tertahan
mengapung bersama
jiwa menganga
asa menggapai rasa
dalam dekap kasih
ibunda…..










Sajak Ulang Tahun
                    ‘toek : Antiek

bahkan seluruh apa yang hidup di bumi
mengucapkan salam sejahtera
dengarkan debur ombak dalam dada-Nya
adalah nyanyian surgawi
inilah hari dimana segalanya mekar semerbak
bersama mereguk sari madu kehidupan
yang telah Allah sediakan se-mesjid





Epigram Pagi

jangan biarkan skuntum bunga itu
layu; sbelum matahari membelainya
dengan menggemakan semburat jingga
ultra; dalam irama nuansa cinta-semesta

lihatlah bagaimana alam begitu perkasa
memainkan peran-Nya
dalam rindu-dendam yang terbungkus
kasihsayang memberi semburat
makna seribu pesona
Pagi –




Epigram malam

rembulan yang terkapar di sudut hari
menghitung nafas satu-satu
hingga lenyap dalam sunyi
yang teramat nyata

……..


Dalam doa-ku

pada suatu hari nanti
di hamparan sajadah
ragaku terkapar; jiwaku melayang
suaraku kian senyap; menggema
dzikir yang bersitahankan
rasa gejolak yang entah batasnya
namun; aku terfakur dalam kemasyukan
cinta; yang tak’kan pernah selesai
dengan kalimat:
……..Amieen………..







pengadilan “0”

begitu banyak hakim merana
kerna palu-Nya kehilangan perbawa
atau mungkin matanya teramat suja’
dengan dalih : azas praduga tak bersalah
tersangka, terdakwa dan terpidana
dianggap sama; ini memang
benar-benar gila
G....i…l…A
siapa yang gila??!!
hakim?? jaksa?? pengacara??
atau saudara
terdakwa???!!!










Dongeng Bocah – Ular

seorang bocah berdiri tersepona memandang ular
diperhatikannya ujung lidah sang ular yang bercabang;
menjulur-julur seakan mengajaknya bermain
sang bocah pun tertawa dengan riangnya
didekatinya sang ular dan diajaknya bermain
puzlle, halma dan monopoli
namun sang ular justru mengajarinya
tentang oligopoli
kini bocah tak lagi bocah
kerna ia semakin lihai; lagi piawai
mencengkram buana dengan ujung lidah







Lagu kematian

mati bagiku hanyalah istilah
sementara esensinya sama saja
karna hidup-mati tiada beda
yang beda; mampu-tidak kita
memaknai hidup dalam mati
dan mati dalam hidup
sebab :
manusia terlalu sibuk
mempeributkan simbol
ketuhanan; tanpa merengkuh
sejatine makna Tuhan










tmw  atawa tell me why

selamat malam Jibril
mengapa kau termangu
di sudut-sudut malam yang terkoyak
bukankah hari-harimu
masih teramat panjang
bukankah masih banyak makhluk
yang memerlukan kehadiran-Mu
tapi, mengapa Kau hanya terdiam?
mengapa Jibril?
apakah Kau bosan memberi rahmat
atau Kau jenuh karna manusia
sedemikian angkuh; guoblok
dan tolol
tolong besok Kau jelaskan semuanya!
dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
selesai tidak selesai, harap dikumpulkan
OK….




Kumbang

adalah sebuah kejahatan
‘pabila seekor kumbang menghalangi bunga-bunga
‘tuk menjalani proses penikmatan cahya
mentari pagi; kerna hidup akan menentukan
sendiri jalan yang akan ditempuhnya

terkadang hidup terkesan kejam
namun; itu sifat yang teramat natural
untuk mempertahankan agar hidup
tetap bernama hidup

dan kumbang-pun tetap setia
menanti bunga-Nya
sebab; kumbang yakin bunga-Nya
akan selalu hidup karna
mekar semerbak itu milik-Nya


Kalau “masih” itu ada

“masih”
adakah tempat ?
untuk seorang pelarian

    seorang pengecut
    seorang pembohong…?
    ………….di sini!!!….

Tuhanku,
kalau KAU “masih” iba,
ajari aku,
seperti ENGKAU ajari,

Yunus,
tentang sebuah peran
di bumi INI.






Kalau siang : G E R H A N A

sunyi itu…..
menerkam
setelah kering sudah
terlalu kerontang
adakah “telat”,
harus dimaknai….?
dalam rentang waktu?
kalau-pun….
lalu apa?
manusia itu lemah: tak pernah
benar2 mengerti






diCari:SEBAB!

SEBAB!

bila hujan,
aku lupa: penantian awan,
        jumputan angin,
        kerelaan laut.

bila api,
telah ku lupa : kesediaan kayu,
            keintim-an udara,

bila tangis,
aku tangisan bayi,
yang masih merah.

bila tawa,
aku tawa orang gila.

telah hilang : SEBAB!!
tak membekas
lontar2 purba membisu,
berserakan lidah2 kelu,
seperti daun2 di musim gugur

SEBAB!!
bila untuk lahir aku tak pernah
merisaukannya,
haruskah kumati,
kerna kehilangan
TAHTA
diCari:SEBAB!!!!










Kronologi

Si Genit : HIDUP
selalu menggoda
membisikkan selalu
kata mesra : ENGKAU telah lama mati!
sepeti surat dari Mu
setiup roh dari Mu
“Bangunlah!”,
itu juga kata Mu

Si Genit : HIDUP
selalu menggoda
membisikkan selalu
kata mesra : ENGKAU telah lama lupa!

sepeti surat dari Mu
setiup roh dari Mu
“Carilah!”, kata Mu

Si Genit : HIDUP
selalu menggoda
membisikkan selalu
kata mesra : ENGKAU terlalu jauh!
sepeti surat dari Mu
setiup roh dari Mu
“KEmbalilah!”,
itu juga kata Mu

Si Genit : HIDUP
selalu menggoda
membisikkan selalu
cerita-cerita : tentang DIRIMU!!
sepeti suratku untuk Mu
satu harapku pada Mu
“HADIRLAH!”, pintaku







A vs a


a (kecil)

namaku : a
umurku dua, tujuh
aku selalu tergiur
pada setiap kemungkinan,
dulu
aku selalu terbentur
pada segala ketidakmungkinan,
sekarang
ah,
aku seekor teri,
yang terpisah dari rombongan
merasakan beratnya,
berenang sendiri

A (besar)

lalu KAU katakan,
KAU maha penyayang
lalu KAU katakan,
KAU maha pemurah
lalu KAU katakan,
KAU maha kuasa
lalu KAU katakan,
Kau lah segalanya
lalu …..SeBeNtArR!!!!
lalu (lirih) ku berkata
lalu “….MENGAPA……?”
lalu (diam) kubertanya

lalu KAU membisu,
………..padaku,







Tafakur

biarkan daku sendiri
menatap bayang hari-hari
yang tlah menepi
di sini
tenggelam bersama waktu
yang menghilang
di antara peristiwa
hidup yang membalut semua
cerita suka-duka
manusia

aku termangu dalam diam
hanya bisa menggelayuti
potret-potret hitam
yang bersimpangan
lalu hinggap sesaat
dalam kening yang dingin
meneteskan keringat-duka
dan degup jantung
yang memburu nafas
tersengal

………..

maka; biarkan aku terdiam
menafakuri jejak-jejak hidup
yang tlah kulewati
dalam alam sadar ini

Tuhan…..
bolehkah aku bertanya kepada-Mu
perihal nafsu yang selalu membalut
tipis jiwa

Tuhan….
akankah ada dimana jiwa-jiwa
dapat melihat nelangsa jingga
menganga terluka mendekap
dosa


Tuhan…..
dapatkah kembali aku sejenak
‘tuk menyaksikan prosesi hidup
yang berjalan melambat
dalam sketsa

Tuhan…..
kalau saja semua itu boleh
dan memungkinkan
aku akan sangat berterima
pada-Mu

Sekian

- Wassalam -



Nocturno Kepada Yang Pernah Kucintai

baik kalau demikian! harus kukatakan
bahwa aku menyukaimu
bahwa aku mencintaimu
dengan sepenuh hati ini
bahwa akupun banyak menderita
dan banyak mengucurkan airmata
hingga tak lagi terdera
dan dalam ratap tangis aku memintamu
aku meminta dan menyebut namamu
atas nama impian.

……

kupahami kemudian bahwa ciumanmu
tidak lagi untukku;
kusadari lalu bahwa di matamu
aku bukan lagi diriku;
dan dengan kegilaan aku mencintaimu
dengan nyala gelora
aku panggang peremehanmu
kusukai penolakanmu
ketimbang cintaku berkurang
kau saksikan cintaku kian mengembang
Nocturno kepadamu

segenap asa yang tercurah untukmu
sejenak hentikan gemuruh ombak
bahtera di tujuh samudra
lalu kenangkan saat-saat indah
bersamamu

………

Tuhan….
bila waktu tiada lagi yang tersisa
perkenankanlah aku ‘tuk lebih mencintainya
sekali ini saja

kerna; kasih sayang
yang tercurah di hati menjadikan
kami seperti satu jiwa
yang mengizinkan ‘tuk berbagi cinta
dan memberi kami kekuatan
‘tuk melewati lebih dari seribu malam


Cerita Spasang Kupu

spasang kupu itu berkejaran
di antara perdu dan rimbunnya
pepohonan; di sela-sela
gemercik air yang membelai
bebatuan

di tengah rimbunnya pohon
nampaklah sbuah hunian kecil
dimana kupu saling berbagi cerita
tentang bunga; tentang serbuk sari
dan madu

namun; masihkah berarti sentuhan
lentik jemariku pada dirimu
Purnama

cahya purnama merasuk ke jendelamu
dan jendelaku; menjamah nuraniku
sejenak ‘tuk kenangkan
saat-saat indah
yang pernah kita lalui
bersama

akankah dirimu rasakan
apa yang kucitakan

………..
Cipta Mendamba

tak pernah kuhentikan
rasa cinta yang mengalir
dalam setiap hembus nafas
dan degup nadi

karna aku tak pernah bisa
menghentikannya;
aku dan kau
hanya bisa menjalani
tanpa bisa menciptanya

karna hati kita takmampu ciptakan
cinta; tapi cintalah yang mampu
cipta-satu jiwa mendamba

…….

berharap kau kembali mengisi
segala nelangsa di jiwa
menjaga api cinta; membakar ragu
ku kan slalu setia hingga
saat tiba






Nyanyian buat prenjak Ayu

apalah arti sebuah nama
kalau-pun bunga melati itu
diganti nama
wanginya-pun akan tercium juga


……….




Poetry of the day

jangan kaupatahkan skuntum bunga itu
jangan; lihat dan saksikan
bagaimana matahari memoleskan warna
sambil diam-diam membunuhnya
dalam kasih-sayang; dalam rindu-dendam alam
ia-pun terkulai perlahan-lahan
dengan indah sekali; tanpa satu keluhan

please don’t crush that piece of flower
please don’t; wacth and observe
how the sun paint the colour
while quietly kill her
in love; in missing nature
she’s dying slowly
with beautiful sight; without complain





Prayer of the day

ayank; aku akan selalu mendoakanmu
bahkan dalam setiap hembusan dzikir
malamku ‘pun takkan pernah berhenti
mendoakan keselamatan dan kebahagiaanmu
lalu:
…..amien….




Kelu

ketiadaan yang menghampa
menyapaku dalam diam
membisu; hitam
dalam ruang beku tanpa
kata

…..
Mengalir adanya

terkadang
aku takmampu m’anugrahi
cinta kasih
hati yang sepadan dengan
kehormatannya; sesuai dengan keikhlasan
dan kebaikannya
padaku

padahal kebahagiaan
seorang perempuan
justru terletak pada ketulusan
kasih hati sang
suami
namun; terkadang aku
takmampu
aku sudah berusaha
mempelajarinya
tapi; cinta bukanlah
pelajaran
karna cinta adalah kekuasaan
yang menciptakan
hati kita dan hati kita
tak mampu menciptakan
cinta; maka biarkan
mengalir apa adanya





Izinkan aku mencintaimu

izinkan aku mencintaimu walau hanya sesaat
seperti matahari yang senantiasa memberi
sinarnya pada sesama

izinkan aku mencintaimu walau hanya sekejap
seperti embun yang selalu
membasahi dedaunan













Percakapan Air Mata

satu-persatu penduduk menangis
tersendat dengan kata; yang terucap
hanyalah duka airmata

‘’Kapan pula derita ini mula?’’ katanya
‘’Mengapa pula harus kami yang disiksa?’’ jeritnya

perlahan benjolan tumbuh di kepala
dan di sukujur tubuh kami
‘’Inikah kutukan yang harus kami terima?’’

kami tak pernah bisa makan
dengan tenang; karena
ikan pergi meninggalkan karang
kalaupun ada ikan di dalam karang
pastilah ia sudah mati terpanggang raksa – Jepang
haruskan minamata terulang
dalam hitungan jaman

kembali kami terdiam; hanya airmata
yang terus bercerita tentang derita kami
di pulau seberang


















Belajar Membaca


Baca
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
Bacalah segala apa yang telah tercipta

Bila baca telah mengakar dalam kalbumu
Tentu kau tiada pernah merasa jemu

Sebab apa yang harus kaubaca
Tidak pernah kenal ada habisnya

Sebab apa yang harus kaubaca
Selalu terpampang di depan mata

Baca
Bacalah
Sebab Tuhan mencipta
Penuh dengan sejuta makna

Baca
Bacalah
Sebab Tuhan bertitah
Manusia itu harus jadi khalifah


















Mahkota Dewa


Mahkota Dewa
namamu sebanding dengan sosokmu;
daun nan rimbun menghijau
dihiasi sebentuk warna merah;
menyeruak di rimbunnya dedaun-mu

saat lara melanda;
engkau adalah secercah harapan

saat jiwa menghiba
sosokmu mampu sembuhkan luka

Mahkota Dewa
hadirmu bagaikan setetes embun
yang menyapa insan;
sirnakan lara

























OHIDA
(Orang Hidup dengan Aids)

sunyi…….sepi
entah mengapa asa kian menghampa
dalam hidupku?

aku tak tahu
kenapa virus ini
gerogoti skujur jasadku

apakah semua ini karmaku?
apa salah dan dosaku?
Semua terdiam
membisu tanpa jawaban

tiba-tiba saja
dunia menjauh dariku
seakan aku tak layak
‘tuk berjalan di muka bumi

Tuhan…
aku tak tahu
sampai kapan derita ini harus kujalani?
Yang kutahu; aku harus selalu berserah diri
ke hadiratMu
















Tak Pernah Kenal Putus Asa


tak lagi ada kekuatan kata
yang mampu ciptakan dunia
bila ramai gemuruh tanpa hatinurani
saat pemimpin bersantap steak impor
di resto-hotel bintang lima
kami: rakyat jelata kencangkan kolor
jangankan; menjilat liur
bahkan kami tak lagi tahu besok makan apa!

tiada lagi hati nurani
bila: korupsi kauteladankan sehari-hari

kami: rakyat tak kenal putus asa
meski; badai derita kami alami
kami tak pernah kenal putus asa
mari! kita jaga hati nurani
biar Tuhan mengampuni



‘MET ULTAH
Just for: My Antiek

‘Ndhuk….
    Janganlah kau menjadi pucuk pohon cemara
    yang tua dan rapuh
    kerna Aa khawatir angin kencang
    akan merobohkan-moe
   
    Janganlah kau menjadi rumput di pinggir lapangan
    kerna Aa khawatir kaki-kaki bersepatu
     akan menginjak-injak diri-moe

    maka dari itu…….’Ndhuk
    jadilah diri-moe sendiri
    kerna dengan begitu
    kau akan dapat lebih menghayati
    apa yang dinamai:
                - H.I.D.U.P -
Sugeng Tanggap Warsa

Antiek…..yang berbahagia
‘Ndhuk…..hari ini genap sudah ‘dua-dua’ tahun
kau hirup udara – bebas di alam dunia ini
waktu yang berlalu laksana anak panah
yang melesat dari busur-Nya
menuju sbuah titik pelabuhan harapan-Nya
dimana kebenaran dan kejujuran akan menjadi
penunjuk arah laju-Nya
dimana keberanian akan menjadi pelita
yang menerangi jalur kehidupan-Nya
dimana kemauan yang keras akan terus menjadi
daya penopang-Nya

maka aku atas nama hati dan ibunda
menyapa nurani-moe:
‘’S.U.G.E.N.G.  T.A.N.G.G.A.P.  W.A.R.S.A’’










Jalan Masih Panjang

setapak demi setapak
kulewati lorong-lorong hitam; panjang
jalanku kian menanjak; terjal
            penuh kelokan……









Belenggu

matahari yang tlah terpancar semenjak pertama kali dunia tercipta
tak ‘kan pernah tenggelam untuk selamanya sampai akhir nanti
Ia selalu setia ‘tuk memberikan cahya-Nya bagi semua kehidupan.
kehidupan slalu mendambakan-Nya; karna ia adalah harapan
ia tidak pernah pilih kasih; ia selalu hadir bagi yang membutuhkannya
bahkan dalam kegelapan, ia masih membagi cahya-Nya pada rembulan
agar bisa memberikan kedamaian bagi siapa saja yang melihat-Nya
dan bulan ‘pun tak segan menampakkan kesempurnaan-Nya
bagi yang mendamba kasih dan cinta yang mulia
kasih…..
hidup yang telah ada, banyak memberi makna bagi kesempurnaan-Nya
hingga kadang kita terlena dalam bayang-bayang maya
kita kadang terlalu cepat ‘tuk mengambil sebuah putusan
yang seharusnya tak kita lakukan
maka, nikmatilah hidup…..rasakanlah gerakan dan arusnya yang terus
mengalir. Jangan kau terlalu merindu-dendam terhadap apa-pun
kerna, perasaan yang terlampau kuat sering kali membelenggu kerja akal
percayalah….







Selamat Malam

selamat malam, kawan, apa kabar
              selama ini?
selamat malam. ia mengangguk lagi;
              entah kepada siapa;
barangkali kepada dirinya sendiri.





Gerhana

pagi ini…..
semua organ tubuhku
mengalami gerhana













Kangen

: diilhami oleh rasa sakit, bimbang, cinta, keraguanku kepada
  seorang perempuan


kau tak kan mengerti bagaimana kesepianku
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
kau tak akan mengerti segala lukaku
kerna cinta telah sembunyikan pisaunya
membayangkan wajahmu adalah siksa
kesepian adalah ketakutan dan kelumpuhan
engkau telah menjadi racun bagi darahku
apabila aku dalam kangen dan sepi
itu berarti:
             - Aku tungku tanpa api -









Rembulan Dini Hari

angin malam, berilah kesejukan dalam
tubuhnya. belaian diniginmu memberi
suksma dalam dirinya
berilah dia gairah baru untuk melewati
perjalanan waktu…..

pandangilah sekeliling, tebarkanlah
akan kau lihat bulan bersinar
nikmatilah cahaya-Nya
perhatikanlah bayang-bayang yang tercipta
dari pantulannnya
hingga kau dapat merasakan hatimu tenang
sejenak; dan peganglah tanganku
hangatkanlah……
sebab aku akan selalu merindukanmu

Selamat Pagi Bunga

selamat menikmati titik
titik embun
yang selalu menemani-moe
menyambut mentari
di awal pagi

Aku, Matahari dan Bayang-bayang

Aku berjalan ke Barat
di waktu pagi; Matahari
mengikutiku di belakang
Aku berjalan
mengikuti bayang-bayangku
sendiri

Aku dan matahari
tidak bertengkar
tentang siapa di antara kami
yang telah
menciptakan bayang-bayang

Aku dan Bayang-bayang
tidak bertengkar
tentang siapa
di antara kami
yang harus berjalan
di depan


Tiada Kuasa

Lihatlah...
Bulan likat di ini jantungku;
dan juga di riak air
telah lebur di kanvas malam-mu
maka; jangan tangisi
kesalahan
sebab; kumbang
tak akan pernah sampai
hati ’tuk membunuh skuntum:
m a w a r    –



Ingin Ku...

teriring mentari yang beranjak
keperaduannya; dan burung
camar yang mengepakkan
sayap-Nya

ingin kubisikkan salam
kehidupan
ingin kusampaikan seuntaian
doa keselamatan
ingin kualunkan segenggam
harapan

hingga kusaksikan kembali
rona fajar esok hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar